Asap masih
mengepul di atas pemanggangan, barisan kayu masih terjajar rapi
sepanjang 9 km, ketika berita ini ditulis. Muara Badak, sebuah
Kecamatan di Kabupaten Kutai kertanegara, baru saja selesai menggelar
hajat besar, rekor muri baru saja terpecahkan, bukan saja Rekor
Nasional, tapi juga Rekor Dunia, yaitu “Bakar Ikan Sepanjang 9 Km”,
setelah sebelumnya ditorehkan oleh Tapanuli Tengah Sumatera Utara, bakar
ikan sepanjang 7,2 km yang digelar di pantai Sorkam pada 23 agustus
2012 lalu.
Pagi masih buta…Ketika sekelompok
masyarakat sudah berbondong-bondong menuju pembakaran ikan yang dijajar
di tengah jalan, ketika matahari mulai merangkak naik, barisan arang
kayu sudah terjajar rapi mengisi cekungan pembakaran, tepat pukul 09
pagi, berbagai jenis ikan sudah berlomba memamerkan daging mentah
mereka, siap untuk dibakar.
Tak kurang 9000 ribu manusia,
Ibu-ibu, bapak-bapak, tua muda menjadi pelaku pembakaran ikan tersebut,
mereka berbaris rapi mengambil tempat masing-masing dengan tangan
kanan memegang kipas sesuai pembagian desa dan RT yang sudah di
tentukan sehari sebelumnya.
Namun…sampai pukul
12 siang, tim penilai dari Museum Rekor Indonesia (MURI), belum juga
menampakkan batang hidungnya, panas yang menyengat, mulai mengendorkan
sedikit semangat masyarakat, bahkan segelintir orang sudah tak sabar
dan mengambil ikan yang telah mereka bakar untuk disantap bersama
kelompok dan keluarga mereka di tepi jalan.
Beruntung tim panitia yang
dikomandoi oleh Karang Taruna dan Kelompok Gerakan Pramuka SMU dengan
sigap mengisi kembali kantong-kantong pembakaran yang sudah raib.
Akhirnya… antusiasme dan kesabaran yang
tinggi dari masyarakat Muara Badak terbayar lunas, setelah pihak MURI
yang diwakili oleh Bapak Paulus Pangka, SH, menyatakan dengan resmi,
bahwa kegiatan pemecahan rekor bakar ikan terpanjang di Indonesia
sejauh 9 km, dinyatakan sah sekaligus mematahkan rekor bakar ikan
terpanjang sebelumnya.
Gemuruh sorak sorai seketika
membahana di langit muara badak, rasa bangga sekaligus haru terpancar
di wajah-wajah orang muara badak, bahkan beberapa orang terlihat
meneteskan air mata.
Sungguh hal tersebut tidaklah
berlebihan, karena untuk diketahui, sumber dana dari kegiatan pemecahan
rekor muri yang menghabiskan ikan tak kurang dari 10 ton, 5 truk kayu
sapihan, 9 km talang seng, berkilogram paku dan kawat bendrat, serta
seribu karung arang kayu ini, seluruhnya berasal dari swadaya
masyarakat, tidak sama sekali menggunakan dana APBD dari pemerintah,
walaupun Kecamatan Muara Badak berada di tengah-tengah Kabupaten
terkaya di Indonesia, yaitu Kabupaten Kutai Kertanegara dan bercokol
pula puluhan perusahaan minyak dan gas raksasa dunia.
Tak urung Bapak Paulus (pihak
MURI), menyatakan rasa salutnya, karena untuk rekor fantastis seperti
ini, biasanya menelan dana tak kurang dari 5 milyar rupiah dan biasanya
hanya dilaksanakan oleh Pemerintah Propinsi, minimal oleh Pemda
Kabupaten, namun sanggup dilaksanakan oleh hanya tingkat kecamatan.
Lebih lanjut Bapak Paulus dalam sambutannya menyatakan rasa bangganya,
karena walaupun dihadiri tak kurang dari 43.000 Masyarakat dari 13 Desa
yang ada di kecamatan Muara Badak, acara tersebut berlangsung sangat
tertib dan damai, jauh dari kerusuhan seperti yang biasa beliau alami
di beberapa daerah sebelumnya.
Bapak Camat Muara Badak, Bapak Drs.
Sunggono ketika diwawancarai oleh sebuah stasiun Televisi Swasta
Nasional, menyatakan bahwa Bakar Ikan dipilih sebagai kegiatan
Pemecahan Rekor Muri dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun
Muara Badak yang ke - 257 tahun ini, karena melihat potensi Kelautan
khususnya dibidang perikanan yang dimiliki oleh Muara Badak. Selama ini
Muara Badak sudah cukup dikenal sebagai sentra penghasil ikan di Kutai
Kertanegara dan memasok kebutuhan ikan di daerah lainnya di Kaltim,
bahkan beberapa komoditi seperti udang dan kepiting, telah diekspor
pula ke mancanegara, khususnya ke Jepang, Korea dan beberapa Negara di
Eropa..
jadi kangen sama badak ini ... L:)
BalasHapus